Triprasetia kekal adalah janji suci yang diucapkan oleh para Imam biarawan, bruder, suster dan frater yaitu kaul keperawanan, kemiskinan, dan ketaatan. Kaul ini merupakan komitmen seumur hidup untuk menjaga kemurnian hati dan tubuh, hidup dalam kesederhanaan, serta taat kepada Tuhan dan konstitusi tarekat. Perayaan ekaristi triprasetia kekal menjadi momen penting yang menegaskan dedikasi dan kesetiaan para suster terhadap panggilan hidup mereka.
Perayaan kaul kekal tahun ini berlangsung di Komunitas Ursulin Regina Pacis-Solo pada tanggal 01 Juni 2024. Para suster yang berkaul kekal adalah Sr. Rosa Maria Cardoso, OSU (Sr. Rosma) dari komunitas Ursulin Baucau-Timor Leste, asal Paroki Zumalai Keuskupan Maliana-Timor Leste; Sr. Lucia Seniwati Lahagu, OSU (Sr. Wati) dari Komunitas Ursulin Madiun, asal Paroki Salib Suci Nias Barat Keuskupan Sibolga; Sr. Karolina Saltini, OSU (Sr. Karolina) dari Komunitas Ursulin Klaten, asal Paroki Ponggeok-Keuskupan Ruteng; dan Sr. Maria Grazya Ose, OSU (Sr. Grazya) dari Komunitas Ursulin Pringwulung, asal Paroki SP Maria Diangkat ke Surga Keuskupan Sintang. Keempat suster ini telah melalui perjalanan spiritual yang panjang penuh tantangan, dan penuh makna sebelum akhirnya mencapai momen sakral ini. Setidaknya perjalanan kurang lebih 8 tahun sejak pembentukan dasar hingga masa yuniorat diintensifkan selama 6 bulan persiapan.
Perayaan ekaristi dipimpin oleh Romo V. Istanto Pramudja, SJ bersama konselebran Romo Yoseph Aris Triyono, MSF. Suasana perayaan khidmat dan penuh kegembiraan. Kapel dipenuhi para suster Ursulin, keluarga, mitra karya para suster dan para sahabat muda yang datang untuk memberikan dukungan dan doa. Dekorasi bunga yang cantik menghiasi altar, mencerminkan kemurnian dan keindahan hidup religius.
Perayaan dimulai dengan prosesi menuju altar. Para suster berarak dengan lilin menyala di tangan, diapit oleh orang tua serta misdinar, para suster pemimpin, dan imam. Mereka melangkah maju diiringi lagu "Ke Depan Altar Aku Melangkah" yang dinyanyikan oleh paduan suara Astungkara Voice.
Yang khas dari upacara kaul adalah dialog pernyataan kesediaan antara imam dan para suster yang berkaul. Kemudian, Sr. Monika Lita Hasanah, OSU, sebagai provinsial, menyatakan bahwa mereka diterima sebagai anggota Ordo Santa Ursula. Para suster kemudian rebah di lantai sebagai tanda penyerahan diri, dan seluruh umat berdoa memohon rahmat bagi mereka melalui Litani Para Kudus. Selalanjutnya Para suster yang berkaul mengikrarkan kaul kekal dengan suara lantang di hadapan sesama suster Ursulin, keluarga, umat yang hadir, serta di hadapan imam sebagai wakil gereja dan Sr. Monika Lita Hasanah, OSU, provinsial, sebagai wakil dari pemimpin umum Ursulin, Mother Susan Flood, OSU. Setelah pengikraran kaul, provinsial menyematkan cincin di jari manis para suster sebagai simbol ikatan kekal kepada Kristus Sang Mempelai serta komitmen mereka. Dengan cincin itu, mereka berbalik menghadap umat, menyatakan syukur dan sukacita sebagai milik Kristus. Bersama-sama mereka bernyanyi "Hanya Kristus Milikku, Dialah Kebahagiaanku," lalu kembali menghadap altar dan menyanyikan "Magnificat," lagu pujian Maria.
Romo Istanto, SJ dalam homilinya menekankan pentingnya kesetiaan, pengabdian, dan hidup dalam kasih sebagai perwujudan ketiga kual. Demikian juga Sr. Monika Lita, OSU sebagai Provinsial menyampaikan harapan tarekat kepada para suster yang berkaul kekal. Beliau menekankan perihal kesetiaan dan pengabdian para suster sebagai mempelai Kristus dengan cara mencintai Dia, Gereja, sesama, dan tarekat. Semangat Kemempelaian itu sendiri diwariskan oleh Santa Angela Merici, Pendiri Ordo sebagai spiritualitas tarekat Ursulin. Orang tua para suster juga menyampaikan isi hati mereka, rasa syukur, dan harapan bagi puteri-puterinya yang berserah setia kepada Tuhan. Ada kebahagiaan dan rasa bangga melihat puteri-puteri mereka berkomitmen seumur hidup dalam panggilan suci ini.
Dalam perayaan ini kami mengajak kaum muda untuk berani menanggapi panggilan khusus dalam hidup membiara, mengambil inspirasi dari nilai-nilai triprasetia kekal; komitmen, keberanian, dan kasih sayang kepada sesama dan untuk mengenal lebih dalam tentang perjalanan spiritual para suster Ursulin dan mendukung misi mulia mereka khususnya keempat suster yang segera akan menapaki perutusan mereka yang baru sebagai anggota definitif tarekat. Semoga Ordo Santa Ursula juga terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi komunitas dan Gereja, serta menginspirasi kaum muda untuk hidup dalam kasih dan pelayanan.
Soli Deo Gloria
Sr. Karolina Saltini, OSU